Showing posts with label supernatural. Show all posts

Showing posts with label supernatural. Show all posts

Something Grabbing My Feet



It's hard for me to sleep early, I sleep after midnight usually,.but  I feel so different that night, the light look so dim, the air slowly growing humid and cold. My head feel so heavy and hurt but I don't know how it's feels exactly. My body feel so much tired, yet I just do regular stuff that day. I drink so much coffe lately, to boost my energy. Sometimes, everything is better when you drink coffe. My room was quite small, 3x3 meters with wardrobe that I rarely use, desk full of my stuff, and my bed totally disorganized.

Spent almost 2 hour trying to sleep, finally be able to close my eyes at 2AM. It didn't las long, unfortunately I wake up arround 2:30 becouse I feel so uncomfortable. Trying hard to close my eyes and go back to sleep again, but then there it goes.

I feel something touching my feet, kind of gentle pressure, like a mother touching her baby. Thingking it was just my folded blanket, so I just moved my feet and cover it with my blanket, keep trying go back to sleep. The touch comeback again, at this point I'm already half asleep, so I just ignored it. Suddenly it's grab me and trying to drag me. I was shocked, and screamed a little. I wake up and sat at my bed, looking arround but no one in my room except myself. The worst part, it's grab and drag me again even I'm wide awake. I don't feel the form or texture, I just feel the pressure, it's quite strong that moved my feet a little.



Scared the hell out of me, I running to my mom's room. Luckyly my mom left the door open. I just sat at my mom desk for a couple minute, trying to understand what's going on. I'm not waking up my mom, just sat quietly, then go back to my room. I left the door open, and left the light turn on. Once again, trying to sleep.

Posted by
Test

More

Tiga Malam

Ini adalah cerita supernatural yang aku alami baru - baru ini, sekitar 3 bulan yang lalu. Ukuran kamarku cukup kecil, mungkin sekitar 3 x 3 meter dengan meja didekat pintu. Kasur memanjang kearah barat mepet ke tembok sebelah utara dengan cat yang sudah usang dan mulai muncul bercak kecoklatan karena air yang merembes. Tembok sebelah utara kamar sudah retak karena gempa tahun 2006. Sampai saat ini belum sempat diperbaiki. Sebelah timur ada gantungan baju dan almari yang sudah ada sejak aku belum lahir. Jika dibuka, almari berdecit cukup keras dan bunyi getar kaca almari bisa membangunkan seluruh penghuni rumah. Kamarku cukup kecil dan berantakan, namun kamar yang paling terang diatara kamar - kamar lainnya.

Ada alasan kenapa kamarku adalah kamar yang paling terang. Awalnya, kamarku diterangi menggunakan lampu bekas milik RT yang sudah diganti. Lampu ini sekitar 20watt, sangat terang untuk ukuran kamar 3 x 3. Beberapa bulan yang lalu, saya mengganti dengan lampu 5 watt LED. Cukup redup, bahkan bisa dikatakan dibawah 5 watt karena merk lampu yang tidak jelas.

Kenapa tidak mematikan lampu saja ? Sebelumnya ini pernah aku coba, tapi tiap kali lampu benar - benar mati, tikus dan serangga macam kecoa mulai berani naik ke kasur. Mungkin karena kebiasaan jika aku tinggal keluar kota, lampu dimatikan sehingga mereka berpikir jika lampu mati, maka mereka bisa bersantai diatas kasur. Maklum bukan kamar yang hygienists. Namun jika ada sumber cahaya walaupun seberkas cahaya lilin, serangga dan tikus tidak berani naik ke kasur.

Lampu aku ganti menjadi lampu redup sekitar jam 19:00. Well, not bad. Cukup nyaman dimata, dan sepetinya tidurku akan nyenyak malam ini. Jam 00:00 aku mulai ngantuk, dan memulai ritual tidur, mungkin sekitar jam 00:30 aku sudah tertidur nyenyak dengan harapan besok pagi bangun dengan penuh semangat.

Tapi ternyata aku salah, sekitar jam 1:30 malam aku mendengar langkah kaki di kamarku, seperti orang yang mondar - mandir didekat kasurku. Awalnya aku tidur menghadap ke tembok, karena penasaran, aku membalikkan badan, mungkin ibu atau kakakku sedang mencari sesuatu dikamarku. Tapi seingatku pintu kamar biasanya aku kunci, dan tidak biasa jika keluargaku masuk kekamarku tanpa memanggil atau mengetuk pintu, terlebih pintu tertutup.

Begitu aku membalikkan badan dan membuka mata, aku bisa melihat sosok bayangan yang berdiri didepan kasurku. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena lampu yang cukup redup, hanya banyangan hitam yang melihat kearahku. Ini bukan pertama kali aku melihat hal yang seperti ini jadi saya bisa meredam rasa takut. terlebih simbah kakung pernah mengatakan bahwa ada sesuatu yang memang mengikutiku *baca cerita berikut.

Sambil menarik selimut, aku mencoba melanjutkan tidur, dan ternyata aku bisa kembali tidur dengan mengabaikan sosok didepanku. Sekitar jam 2:30 aku terbangun lagi karena suara langkah yang sama seperti sebelumnya, dan ketika membuka mata, sosok tersebut masih saja berdiri didepanku. Aku mencoba mengamati agak lama dengan berpura - pura tertidur. Aku tidak terlalu takut dengan kemunculan sosok tersebut, selama tidak ada kontak fisik baik dengan benda yang ada disekitarku, atau bahkan dengan tubuhku. Hampir 45 menit sosok tersebut diam tak bergerak, berdiri mematung, sampai akhirnya aku tak sadar tertidur sampai pagi menjelang. Setelah terbangun, ternyata benar bahwa pintu masih terkunci dari dalam. Sedikit aneh jika ada orang yang bisa masuk kemudian mengembalikan pintu dalam kondisi terkunci.



Malam kedua, aku tidur agak awal, kurang lebih jam 22:00. Aku tertidur cukup cepat karena kelelahan seharian berkerja dan berkendara 1 jam untuk pulang dari kantor ke rumah. Seperti yang ditebak, suara langkah kaki kembali terdengar sekitar tengah malam. Dan ketika aku membalikkan badan, sosok tersebut muncul kembali. Hanya berdiri diam tak bergerak sama sekali. Sosok tersebut seperti seorang lelaki umur 35 tahunan. Cukup tinggi dan badan tidak terlalu gemuk, sama seperti sosok manusia normal, ukuran yang terlalu besar untuk ukuran badan kakakku. Hanya saja wajahnya sama sekali tidak terlihat karena membelakangi lampu, dengan kondisi ruangan yang cukup redup. Sama seperti hari pertama, aku mencoba mengabaikan sosok tersebut dan kembali tertidur, sampai fajar mulai bersinar.

Malam ketiga, suara langkah kaki terdengar sekitar jam 1:00, dan sosok tersebut muncul seperti dua hari sebelumnya, berdiri seolah - olah sedang melihatku tertidur. Kali ini posisi tidurku menghadap  langsung ke sosok tersebut, mencoba memperhatikan sambil pura - pura tertidur. 10 menit masih diam tak bergerak sama sekali. aku bisa melihat siluet kepala, lengan dan badan sebatas pinggang. Selebihnya terbatas pada jangkauan penglihatan yang berusaha terlihat sedang tertidur. Hal yang mengejutkan terjadi, setelah kurang lebih 30 menit, sosok tersebut BERGERAK.

Ketika sosok tersebut mulai bergerak, rasa takut juga mulai muncul. Bagaimana jika kemudian sosok tersebut menerkamku, mengambil alih badanku, kemudian berjalan - jalan di public area tanpa baju. Bermacam imaginasi mulai memenuhi kepalaku, namun aku tetap mencoba setenang mungkin. Selama tidak ada kontak fisik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sosok tersebut terlihat berjalan mundur ke arah pintu yang masih terlihat terkunci dari dalam, kemudian berjalan kearah almari. Sampai didepan almari, sosok tersebut menarik tuas almari dan MEMBUKA PINTU ALMARI, pintu almari BERDECIT, kaca almari bergetar, dan BENAR - BENAR TERBUKA.

WHAT THE FUCK...!!! Dalam kondisi ini saya benar - benar terkejut dan langsung terduduk diatas kasur (sebelumnya posisi tidur), tak percaya dengan apa yang ada di depan mataku. Setelah membuka pintu almari sosok tersebut berjalan cepat menembus pintu yang masih terkunci.

Aku terduduk dalam kondisi shock beberapa menit. Sampai akhirnya aku buka pintu kamarku dan menyalakan lampu ruang tengah, dimana cahaya lampu ruang tengah bisa masuk ke kamarku. Dengan adanya cahaya lampu ruang tengah, kamarku cukup terang. Cukup untuk setidaknya menenangkan diri dan memutuskan untuk kembali tidur.

Sorenya selepas kerja, kamarku kembali menggunakan lampu terang benderang bekas lampu RT, cukup untuk menerangi satu RT mungkin. Entah kenapa ketika lampu cukup terang, sosok tersebut tak mau muncul kembali. Paling tidak, aku bisa tidur nyenyak walaupun harus menutup muka dengan bantal karena cukup silau.
 

Posted by
Test

More

Supernatural : Kesaksian


Dulu rumahku dibangun diatas kebun yang rimbun dipenuhi pohon - pohon tinggi, diseberang jalan setapak, dengan suasana cenderung gelap dan lembab. Ada sebuah sumur ditengah kebun tersebut, sumur tua yang tidak diketahui siapa pembuatnya. Sewaktu dikuras untuk bisa digunakan, banyak sisa tulang belulang hewan, mulai dari tulang kucing sampai beberapa tulang dengan ukuran cukup besar kemungkinan tulang kambing. Tidak pernah diketahui pula bagaimana dan kapan hewan tersebut tenggelam, atau mungkin dibuang di sumur tersebut.

Disebelah barat pekarangan ada sebuah lubang saluran air yang ditumbuhi pohon besar dan lelumutan di sekelilingnya. Ular bukan hewan yang asing, setiap menjelang maghrib tercium aroma seperti singkong bakar. Aroma tersebut biasanya muncul jika didaerah tersebut ada ular weling, ular jawa yang cukup berbahaya. Ular ini berwarna belang  - belang putih atau orange. Ular ini biasanya muncul sore hari atau malam dengan jumlah yang tidak menentu, kadang hanya muncul satu, namun terkadang muncul sampai lima ular sekaligus atau bahkan lebih dengan ukuran yang bervariasi. Awalnya aku takut dengan banyaknya ular disaluran air ini, namun anehnya tidak ada satupun ular ini yang pernah masuk ke rumah, padahal jarak rumah hanya sekitar 5 meter dari saluran air. Pernah suatu ketika ada ular yang masuk ke rumah dan bertenger di atap, namun jenis ular lain yang tidak terlalu berbahaya. Beberapa tahun berlalu aku mulai akrab dengan pemandangan ular disekitar saluran air, walaupun kadang kaget jika ular muncul tiba - tiba.



Di sebelah selatan ada pohon randu dan bambu besar. Aku masih ingat ketika tetangga meninggal, ada beberapa burung gagak yang terus berputar - putar mengelilingi pohon randu. Sesekali hinggap kemudian berkicau dengan kicauan khas serak dan tak begitu nyaman didengar. Ular juga tidak asing disini. Dimusim hujan, biasanya air menggenang, terkadang ada beberapa ikan yang memutuskan untuk tinggal digenangan.

Rumah kami awalnya dibangun cukup kecil, separuh dari ukuran saat ini, beberapa bahkan hanya berdinding bambu, dengan dikelilingi kebun kosong. Aku mengingat suasana diwaktu itu terasa sepi, udara lembab dan gelap, jauh berbeda dengan sekarang. Malam hari cenderung redup karena hanya diterangi lampu 5 watt, itupun hanya beberapa ruangan saja. Ada beberapa ruangan yang bahkan tidak ada lampu sama sekali. Instalasi kelistrikan dirumah terbilang kacau. Orang jaman dulu biasanya rumah jadi dulu, listrik belakangan.

Hubungan kami dengan tetangga sangat akrab, kakakku cukup aktif dikegiatan sosial. Kebetulan kami memiliki televisi cukup besar, beli second kondisi rusak dengan harga murah atas rekomendasi Paklek yang tau tentang elektronika, dan ternyata bisa diperbaiki. Terpasang diruang tamu yang cukup luas, di seberang ruangan gelap yang tidak ada lampu sama sekali. Televisi dikampungku cukup jarang waktu itu, hanya beberapa saja dan tidak semua mengijinkan orang lain ikut nonton. Banyak tetangga yang mampir nonton bola, kemudian beberapa memutuskan untuk menginap di ruang tamu. Banyak tetangga yang menginap rame - rame, terutama ketika piala dunia. Mereka biasa membawa makanan atau dari rumah masing - masing dan suasana cukup meriah saat itu.

Namun, satu persatu mulai tidak mau menginap lagi. Sampai akhirnya kemudian tidak ada yang menginap sama sekali. Biasanya hanya mampir saat pertandingan sedang berlangsung, selanjutnya mereka pulang, padahal kami sekeluarga sama - sekali tidak keberatan, justru malah terbantu karena kami ikut menikmati makanan yang mereka bawa, dan suasana jadi rame. Ketika kami tanya, mereka hanya menjawab ada acara, atau merasa tidak enak dengan keluarga kami, padahal sudah kami jelaskan bahwa kami keberatan jika mereka menginap.

Sampai suatu ketika aku bertanya pada seorang tetangga sebut saja Lek Untung, dimana biasanya aku panggil paklek, sebutan untuk paman dalam bahasa jawa.

“Lek, mampir dulu, ada teh panas ini, biar anget”, aku manggil Lek untung yang kebetulan lewat depan rumah. Aku dan keluarga biasa lesehan diteras depan rumah, dan biasanya Lek Untung mampir hampir setiap hari untuk sekedar ngobrol di malam hari.

“Lek koq sekarang ga pernah nginep lagi ?” aku mencoba bertanya ketika Lek Untung mulai duduk bersila dan menyeduh segelas teh.

“Ada acara” Lek Untung menjawab sekenanya.

“Ah yang bener, orang Lek Min bilang Lek Untung sering nginep dirumahnya kok”. Lek Min rumahnya seberang selatan rumahku. Lek Untung juga biasa nginap disana. Lek Untung ini memang unik, biasa nginep ditetangga dekat karena menurutnya rumahnya terlalu penuh dengan beberapa keluarga disatu atap.


“Kalau aku ceritain, kamu juga ga bakal percaya” sela Lek Untung.

“Emang kenapa Paklek ?” aku dan kakaku mulai penasaran.

“Jadi gini, waktu itu malem jum’at kalau ga salah", Lek Untung mulai membuka cerita.
Beliau bercerita bahwa saat itu, lek Untung nginep di rumahku, tidur di lantai ruang tamu sendirian. Waktu itu hanya Lek Untung saja, menginap sendirian, sedangkan yang lainnya memilih untuk pulang. Lampu ruang tamu hampir setiap hari dimatikan sewaktu malam. Lek untung mengatakan bahwa waktu sekitar jam 2-an malam, ada suara seperti sesuatu diseret di lantai. Suara tadi berasal dari ruangan seberang yang mana gelap tidak ada lampu penerangan. Kondisi ruang tamu dan ruang seberang sama - sama gelap, hanya sedikit cahaya lampu dari jalan yang masuk ke ruang tamu. Awalnya suaranya terdengar jauh, tapi kemudian terasa seperti mendekat. Menurut Lek Untung, suaranya cukup aneh, bukan langkah kaki yang atau benda diseret, tapi seperti tubuh yang direset. Persis seperti kulit nempel lantai kemudian diseret, bunyi ‘skiiit’, Lek Untung menggeser - geser kakinya di lantai untuk menggambarkan apa yang beliau ceritakan.

Dengan suara seretan yang semakin jelas, Lek Untung bangun kemudian duduk, lalu mengamati pintu ruang kosong yang setengah terbuka. Beberapa saat disertai dengan decitan yang semain keras, muncul jari jemari dari balik pintu.

"Aku pikir waktu itu kalian ini iseng", tuduh lek Untung pada kami.

Lek Untung tetap terduduk dan memperhatikan jari - jemari yang mulai bergerak menampakkan telapak tangan, kemudian bergeser sampai pergelangan tangan, dibantu dengan sedikit cahaya lampu dari penerangan jalan.

Awalnya tidak ada yang aneh, namun setelah bergeser satu jengkal kemudian, Lek Untung memilih untuk segera beranjak meninggalkan ruang tamu, dan keluar ke teras rumah. Pasalnya, apa yang muncul dari balik pintu hampir membuat Lek Untung muntah, sebuah potongan tangan sebatas siku.



Tangan tadi bergerak dengan memakai jari - jemari bergeser sedikit demi sedikit. Melewati ruang tamu, bergerak menuju ruang tengah, lalu lenyap entah kemana.

Lek Untung memilih untuk menghabiskan malam dengan duduk di sudut teras yang mendapat cukup penerangan dari lampu jalan sampai subuh menjelang. Lek Untung sebenarnya ingin segera pergi dari suasana yang membuat beliau tidak nyaman, namun beliau tidak ingin meninggalkan pintu dalam keadaan tidak terkunci, atau menganggu tidur kami.

Keluarga kami biasa bangun subuh, setelah subuh kami mendapati Lek Untung di sudut teras berbalut sarung. Dan segera pamit ketika melihat kami sudah terbangun.

Kami sekeluarga hanya bisa melongo mendengar cerita lek Untung. Setelah beberapa hari berlalu, saya juga bertanya ke tetangga lain, dan ternyata beberapa dari mereka juga mengalami hal yang sama. Apa yang mereka saksikan bisa berbeda, ada yang berupa potongan tangan, kaki, atau bahkan kepala.

Hal yang sama ternyata juga dialami teman sekelas yang menginap ketika belajar bersama. Ketika kami tidur bersama (tiga orang) di ruang tamu, salah satu teman kami terbangun dan melihat kepala yang mengintip dari pintu ruang kosong. Temanku tadi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, hanya bayangan siluet kepala yang muncul dan sembunyi, seperti orang yang mengintip namun takut ketahuan. Temanku berpikir munkin hanya aku iseng atau temanku satunya. Namun ketika menoleh ke samping, aku dan temanku tertidur pulas. Dengan keringat dingin bercucuran, temanku memutuskan sembunyi dibalik selimut, dan memilih posisi tidur ditengah.

Posted by
Test

More

The Sheet

To start off this story, let me tell you that I'd like to write story in english, not trying to be cool or something but because it help me to improve my grammar and skill. So for every grammar nazi out there, feel free to correct me.

Lets start with some background. My room was a mess, so many junk even sometimes rats running arround. The junk is my mother's stuff so I don't have gut to move it, she's gonna mad if I get rid off it. The lights was dim, just 5 watt old light bulp. I think the light of candle is brighter than my room light bulp. Ever since I was about five years old, maybe before but I don't really remember, I've had multiple forms of Parasomnia. I know most people talk in their sleep, but I would get multiple other forms of parasomnia.

First it was something like form of fabric, kind of white sheet. When I was just kid, i remember there was white flying sheet above my bed. Usually, it's showed up arround midnight, sometimes at 9 or 10 PM. It's just floating around, above my head. I think it wasn't sleep paralysis, because I still be able to move, even sit down on my bed . When I ask my mother about it, she just told me to ignore it, she told me it's just a dream. But for me it's too real for a dream, I can see it when I wide awake. For a couple year, it's harmless, and I'm not afraid at all. I was starting to feel like I could really get a hold of these things, until that one night when I got sick. 


It's move rapidly and fast, completely different than usual. It's moves smoothly in general, like blown by the wind. But that night, it's like hit by tornado circling above my bed. After a couple minute, the worst part happen, It's wrapped me tightly like tortilla wrapped burrito, from head to toe. It's feel like thick and heavy blanket, the second incident feel like a mattress.

Panic attacks started, I can't breathe, I can't move my hand and my feet, just like a fish out of the water. I'm crying and start scream from the top of my lungs, calling my mother. Fortunately, my mother came charging into my room, huge me and calm me down as this thing loosen it's self and disappear. My mother think I had a nightmare.

This thing did the same thing, wrapped me, at least twice after the first incident, and always when I was sick. I don't know what it is, but after I'm in 3rd grade school, it's never show up again.

Posted by
Test

More

Black Snake

 Last week I visited my grandparent. When I'm talking with my grandmother, out of nowhere my grandpa asked me "Who's with you ?".

" Well, it's just me grandpa. I'm not taking my brothers because they have to fix some client stuff".

"No..who's with you ?" He asked me again.

"What..? I'm afraid I'm all alone grandpa, my brothers have to work" I'm little confused as I think my grandpa had hearing problem.

"Who's follow you right now ? When you travel out of town, who's with you? Do you know his name ?" He look serious.

"Ooh..it was my coworker, but sometimes I go alone. His name is *my coworker name". Still trying to understand his question.

"It's seem you don't understand, he's follow you everywhere". My grandpa chuckle.

"What..?? Everywhere ??" I literally have no idea what's he's talking about.

"I don't know who he is, but he's been following you everywhere, and I don't know why. I bet you can't see him. Make yourself hungry, you'll be able to see him. And don't forget to ask his name. Don't worry, he's mean no harm for you".

"What it's look like ?" I asked as calm as possible.

"What kind of wild animal that you see recently, in real life and in a dream ?".

"Umm..snake" as I recall I almost run over big ass snake when it's try to cross the road at 10PM couple week ago. I'ts normal because the road in the middle of rice field, it's their natural habitat.

"Is it big or small ?"

"It's not really big, kind of 1 - 2 meters long."

But...the dream, I've many encounter with snake in the dream. It's not big but it's just pure black. The weird thing, it's always chasing me. It's make me exhausted when I have this kind of dream.

"Exactly, that's the one who following you."

"But why ?"

"I don't know, ask him"

Posted by
Test

More

Dunia 5 Dimensi

Beberapa kali saya mendengar pintu atau jendela yang digedor pada saat kondisi sepi, sendirian, dan larut malam. Kejadian pertama yang saya ingat terjadi pada sekitar jam 1 malam ketika masih duduk di bangku SD. Jendela digedor cukup keras dan membuat saya kaget. Setelah saya cek ternyata jendela belum terkunci dan ketika saya intip dari celah jendela, tidak terlihat tanda - tanda kehidupan. Kemudian kejadian yang hampir sama terulang entah sudah berapa kali.

Awalnya saya pikir hanya orang iseng atau kejadian supernatural, dan saya mulai menganggap hal yang biasa. Namun setelah melihat "Interstellar" saya menjadi khawatir. Bagaimana jika orang yang memukul pintu atau jendela tersebut adalah saya sendiri di masa depan. Terjebak di dunia 5 dimensi yang dapat menembus melewati batas waktu, namun terperangkap dan terpenjara dalam blok dimensi. Sendirian dan putus asa, menyesali apa yang sudah saya lakukan saat ini. Mati - matian mencoba memberitahu diri saya sendiri di dimensi ini agar berubah, tapi pada akhirnya tetap saja tidak mampu mengubah masa depan.


Mungkin sudah saatnya saya belajar sandi morse, agar saya di masa depan bisa memberi tahu apa yang harus saya lakukan saat ini. Karena ada pertanyaan yang ingin saya sampaikan untuk diriku di masa depan. Apakah KPK dan Polri bisa bersatu memperbaiki birokrasi ? kemudian apakah para pendukung kedua mantan capres bisa move on dan bersama - sama mambangun bangsa ?

Jika ada orang yang tidak mampu move on dari mantan calon presiden yang sedikit bulat dan satu lagi seperti kurang gizi, maka jangan tanya kenapa saya kesulitan moven dari mantan calon yang begitu bersinar...paham...!!

Posted by
Test

More

Supernatural : Bersepeda Dengan Kakak

Orang tua jaman dulu sering mengatakan bahwa, sekali seseorang pernah bertemu dengan hal supernatural, maka di waktu yang akan datang, akan mudah menjumpai hal serupa. Dan itu yang sepertinya terjadi padaku. Kejadian ini aku alami waktu aku duduk di bangku SMP. Sehabis Isya' aku dan kakaku memutuskan untuk bersepeda sekedar melepas penat. Awalnya melewati jalan raya yang cukup ramai. Kemudian saat hendak pulang ke rumah, kami melewati pedesaan yang amat sepi. Di pedesaan tersebut banyak jalan yang melewati kebun kosong.

Ilustrasi Kebun Kosong

Suasana cukup gelap dan sepi waktu itu. Dan saya mulai merasakan suasana yang tidak nyaman. Saya mulai cemas dan mulai memperhatikan sekeliling. Alangkah terkejutnya saya ketika melihat sesosok benda putih tergantung di pepohonan. Aku langsung memaksa kakakku untuk berbelok. "Memangnya kenapa ?" tanya kakakku yang kebingungan. "Pokoknya belok" jawabku sambil ketakutan. Akhirnya kami belok ke arah perkampungan yang lebih ramai. Sesampai di rumah, baru aku ceritakan apa yang aku lihat. Dari situ orang tuaku bercerita kalau tempat itu memang pernah digunakan untuk bunuh diri dengan cara gantung diri. Sampai saat ini, saya masih berpikir dua kali untuk melewati jalan tersebut, mungkin akan memilih jalan alternatif lain, walaupun agak jauh.

Posted by
Test

More

Supernatural : My Little Brother

Waktu itu habis maghrib sekitar pukul 18:30, langit sudah gelap terlebih mendung setelah hujan. Aku duduk di ruang tamu bersama adikku yang masih berumur kurang lebih 3 tahun waktu itu. Lampu ruang tamu mati dan belum diperbaiki. Ibu pergi keluar rumah sebentar untuk membeli kebutuhan sehari - hari. Sedangkan yang lain juga sedang keluar rumah, entah sedang pergi kenduri atau kemana aku tidak tahu, yang pasti tinggal aku dan adikku yang ada di rumah.

Awalnya adikku terlihat cukup ceria, bermain dan tertawa. Akan tetapi tiba - tiba adikku menangis dan memelukku. Aku pun bertanya kenapa dia menangis, dan adikku memberikan isyarat yang membuatku terkejut. Adikku menangis, sambil menunjuk di ruang kosong & gelap sambil berkata "ituu..ituuu" dengan logat yang belum sempurna. Di tempat yang ditunjuk, aku tidak melihat apapun kecuali ruang kosong. Setiap kali adikku mencoba melongok, tangis adikku semakin menjadi, akhirnya aku peluk dan aku gendong ke tempat lain.

Beberapa waktu setelah kejadian itu, ada tetangga yang kebetulan akrab dengan keluarga kami menginap, dan tidur di ruang tamu kami. Beberapa hari kemudian, dia bercerita melihat sebuah lengan tanpa badan tergeletak di lantai.


Posted by
Test

More

Pengalaman Supernatural Pertama Kali : Banaspati

Saya mulai menulis tulisan ini karena terinspirasi dari blog CreepyPasta yang bercerita tentang kehidupan supernatural. Sebagai kata pengantar, perlu diketahui saya buka orang yang agamis. Saya tipe orang yang cukup open mind. Dulunya saya orang yang agamis, saya cukup aktif dalam kegiatan keagamaan di rumah ibadah dekat kost, akan tetapi saya jatuh ke titik kepercayaan terendah ketika saya melihat orang - orang yang saya dengarkan nasihatnya melakukan dan mengajarkan tindakan diluar peri kemanusiaan dengan dalih menjalankan agama. Orang yang membawa saya ke jalan religius pun terang - terangan melakukan apa yang dilarang didepan mata saya. Hal tersebut membuat saya harus belajar konsep ketuhanan dari awal lagi, dan sampai saat ini saya masih mencoba belajar.

Akan tetapi saya tidak pernah membantah bahwa Tuhan itu ada, karena saya memiliki pengalaman yang tidak bisa saya terima secara logika, sama dengan konsep ketuhanan itu sendiri. Satu - satunya hal yang membuat saya masih percaya bahwa Tuhan itu ada adalah pengalaman tabu yang saya alami dan saya ingat dengan jelas sampai saat ini. Jin atau Hantu mungkin terdengar konyol bagi sebagian orang. Namun bagi yang pernah memiliki pengalaman, tentu akan menjadi sebuah cerita yang menarik.

Peristiwa ini terjadi saat saya masih berumur sekitar 9 tahun. Waktu itu saya main ke rumah Pakdhe, bermain koleksi bekas bungkus rokok. Waktu itu bekas bungkus rokok adalah suatu hal yang keren, anak - anak mencari dan mengumpulkan bekas bungkus rokok sebanyak - banyaknya. Ada yang dibuat jadi hiasan, mainan, ada pula yang hanya ditupuk. Melihat koleksi kakak seppupu yang cool abis, saya pun ingin memamerkan koleksi ku yang ada dirumah. "Aku juga punya yang seperti itu, aku ambil dirumah dulu ya", kataku. Rumahku tidak terlalu jauh dengan rumah pak dhe ku, hanya saja melewati kebun kosong beberapa puluh meter.  "Di luar hujan, pakai caping, nanti basah", kata Budhe ku sambil memakaikan caping di kepalaku. Saya tinggal di desa, jadi caping bukan hal yang aneh. Setelah siap sedia, saya berangkat pulang ke rumah untuk mengambil koleksi bungkus rokokku melewati kebun kosong.

Sampai di tengah kebun kosong, saya melihat seberkas cahaya. Awalnya saya merasa senang karena saya tidak sendirian, mungkin ada orang yang juga kebetulan lewat, pikirku. Cahaya terlihat semakin dekat dan saya bisa melihat dengan jelas benda yang bercahaya tersebut. Benda itu berupa lampu teplok atau lampu semprong.
Ilustrasi Lampu Teplok
Hanya saja ada yang sedikit aneh di lampu tadi. Ukurannya terlihat cukup besar. Dan yang paling aneh adalah nyala lampunya. Nyala lampu bukan berwarna kuning atau kuning kemerahan, tapi berwarna merah darah, sehingga keadaan disekitarnya juga berwarna merah. Saya berhenti sejenak dan mengamati lampu tadi. Bergerak cukup cepat melewati pepohonan dan mulai mendekat. Setelah beberapa meter mendekat saya mulai menyadari bahwa tidak ada seseorang yang memegang lampu itu. Lampu tadi terlihat sangat jelas melayang di udara dan bergerak. Setelah menyadari itu bukan hal yang biasa, saya pun ketakutan dan mulai mengambil langkah seribu, kembali ke rumah pakdhe, sampai sampai saya tidak menyadari menendang batu bata hingga hancur dan terasa sakit beberapa jam kemudian. 

Sampai di rumah pakdhe, saya ceritakan apa yang saya alami. Mereka hanya tertawa dan menawarkan untuk mengantar saya pulang. Saya tidak tahu persis nama benda/mahkluk yang saya temui, beberapa orang menyebutnya banaspati. Suatu pengalaman yang menarik bagi saya walaupun membuat saya kocar kacir. Pengalaman yang sedikit menceritakan tentang banyak hal yang manusia tidak ketahui.

Posted by
Test

More

Copyright © / Candra Aditama

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger