Pengalaman Supernatural Pertama Kali : Banaspati

Saya mulai menulis tulisan ini karena terinspirasi dari blog CreepyPasta yang bercerita tentang kehidupan supernatural. Sebagai kata pengantar, perlu diketahui saya buka orang yang agamis. Saya tipe orang yang cukup open mind. Dulunya saya orang yang agamis, saya cukup aktif dalam kegiatan keagamaan di rumah ibadah dekat kost, akan tetapi saya jatuh ke titik kepercayaan terendah ketika saya melihat orang - orang yang saya dengarkan nasihatnya melakukan dan mengajarkan tindakan diluar peri kemanusiaan dengan dalih menjalankan agama. Orang yang membawa saya ke jalan religius pun terang - terangan melakukan apa yang dilarang didepan mata saya. Hal tersebut membuat saya harus belajar konsep ketuhanan dari awal lagi, dan sampai saat ini saya masih mencoba belajar.

Akan tetapi saya tidak pernah membantah bahwa Tuhan itu ada, karena saya memiliki pengalaman yang tidak bisa saya terima secara logika, sama dengan konsep ketuhanan itu sendiri. Satu - satunya hal yang membuat saya masih percaya bahwa Tuhan itu ada adalah pengalaman tabu yang saya alami dan saya ingat dengan jelas sampai saat ini. Jin atau Hantu mungkin terdengar konyol bagi sebagian orang. Namun bagi yang pernah memiliki pengalaman, tentu akan menjadi sebuah cerita yang menarik.

Peristiwa ini terjadi saat saya masih berumur sekitar 9 tahun. Waktu itu saya main ke rumah Pakdhe, bermain koleksi bekas bungkus rokok. Waktu itu bekas bungkus rokok adalah suatu hal yang keren, anak - anak mencari dan mengumpulkan bekas bungkus rokok sebanyak - banyaknya. Ada yang dibuat jadi hiasan, mainan, ada pula yang hanya ditupuk. Melihat koleksi kakak seppupu yang cool abis, saya pun ingin memamerkan koleksi ku yang ada dirumah. "Aku juga punya yang seperti itu, aku ambil dirumah dulu ya", kataku. Rumahku tidak terlalu jauh dengan rumah pak dhe ku, hanya saja melewati kebun kosong beberapa puluh meter.  "Di luar hujan, pakai caping, nanti basah", kata Budhe ku sambil memakaikan caping di kepalaku. Saya tinggal di desa, jadi caping bukan hal yang aneh. Setelah siap sedia, saya berangkat pulang ke rumah untuk mengambil koleksi bungkus rokokku melewati kebun kosong.

Sampai di tengah kebun kosong, saya melihat seberkas cahaya. Awalnya saya merasa senang karena saya tidak sendirian, mungkin ada orang yang juga kebetulan lewat, pikirku. Cahaya terlihat semakin dekat dan saya bisa melihat dengan jelas benda yang bercahaya tersebut. Benda itu berupa lampu teplok atau lampu semprong.
Ilustrasi Lampu Teplok
Hanya saja ada yang sedikit aneh di lampu tadi. Ukurannya terlihat cukup besar. Dan yang paling aneh adalah nyala lampunya. Nyala lampu bukan berwarna kuning atau kuning kemerahan, tapi berwarna merah darah, sehingga keadaan disekitarnya juga berwarna merah. Saya berhenti sejenak dan mengamati lampu tadi. Bergerak cukup cepat melewati pepohonan dan mulai mendekat. Setelah beberapa meter mendekat saya mulai menyadari bahwa tidak ada seseorang yang memegang lampu itu. Lampu tadi terlihat sangat jelas melayang di udara dan bergerak. Setelah menyadari itu bukan hal yang biasa, saya pun ketakutan dan mulai mengambil langkah seribu, kembali ke rumah pakdhe, sampai sampai saya tidak menyadari menendang batu bata hingga hancur dan terasa sakit beberapa jam kemudian. 

Sampai di rumah pakdhe, saya ceritakan apa yang saya alami. Mereka hanya tertawa dan menawarkan untuk mengantar saya pulang. Saya tidak tahu persis nama benda/mahkluk yang saya temui, beberapa orang menyebutnya banaspati. Suatu pengalaman yang menarik bagi saya walaupun membuat saya kocar kacir. Pengalaman yang sedikit menceritakan tentang banyak hal yang manusia tidak ketahui.

0 comments:

Copyright © / Candra Aditama

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger