Don't let your kid suffer

Couple weeks ago I've read some quote. This quote coming from religious public figure, and ton of people began to like and share it. So many young people feeling enlightened by this quote, except me. This quote saying "Get a child as fast as you can, prior to your success, so your kid will understand about struggle".  For me, this is just another stupid quote that driving young people won't prepare for their future. If you think this kind of motivational quote, you don't understand about struggle,  you don't know the half of the abuse, you don't know the world can be cruel beyond your imagination.



I might not been married yet, but raised by single mother, I know exactly what struggle is. My suffer is nothing compared to other people in the war zone or crime victim but I'm gonna tell you. Everything started messed up when my father passed away, left my mother without financial support. We used really poor. 50% of house made from bamboo, but front much better. The floor is soil, and when it's rain, water everywhere. We even let couple families of frogs living under our wooden desk.

I still remember make a trap for rats or wild dog that will capture them when they try to enter our house by digging the dirt under the door. And I almost set the house on fire twice, when me and my brother try to cook, and when I forget to put the fire off after boiling water. 

Other "success" family member won't recognize my family. One day at family gathering,  they're lined up kid to get gift, kind of 5 or more kid I don't really remember. Without hesitate I stand in the middle, and they began to give the kid some gift one by one. Every kid got a gift, except me. Yes, they skipped and ignored me on purpose. I was confused and keep standing when other kid began to open their gift, I thought they run out of gift, but it's not. They just stack the gift on the desk, for other kid that maybe coming late. My mother saw what happen and immediately hold me and go home. I can see my mother's sad face, trying not to cry. We never coming at our "success" family gathering again.

When I was preschool, my friend invited me to play in her house. We played in the yard in front of her house. After a couple minute, her parent take her inside and closed the door, leaves me alone in the yard. I used to take a shoe from neighbor trash can. I thought the shoe still good enough, and I can wear it. My own shoe has been ripped so bad sometimes my feet slide through and my mother already had enough debt. My neighbor saw me, and couple days later they bought me new shoes.



Sometimes I'm lying so I can hangout with classmate. I know this is so low but I basically know and had nothing. I remember borrowed my friend DVD, even though I don't have DVD player. For my friend if you reading this, I'm sorry, I just want to make a friends. When my friends had a laptop, handphone or some cool stuff, the only I had is small radio, I bought around $2.

When I was in high school, I lived in small rent room. $2 to survive for one week. 80 cent I used to take a bus. Sometimes I eat only rice, or instant noodle for couple days. I don't have any stuff that can be use to help my study except book and pen, while I took computer science in school. Someday, I got score "The Most Inactive Student", for some school project because I don't have money to go to internet cafe.

I don't blame anyone. If I have to, the only I blamed is GOD, but I think it just my way, my life, my fault and my destiny. I'm gonna live it up anyway. I just don't want to see other kid have to suffer like me. Please don't let your kid see your struggle to get money and other life support, it's hurt to watch. Being poor and being frugality is totally different. If you want to teach the kid about frugality, you don't have to be poor. Support them the best way you can, don't let your kid burdened by your inability. So they grow up in the best way. I hope you're ready when you have a kid.

If supporting child is too hard for you, no one is forcing you to have one.

Posted by
Test

More

Tiga Malam

Ini adalah cerita supernatural yang aku alami baru - baru ini, sekitar 3 bulan yang lalu. Ukuran kamarku cukup kecil, mungkin sekitar 3 x 3 meter dengan meja didekat pintu. Kasur memanjang kearah barat mepet ke tembok sebelah utara dengan cat yang sudah usang dan mulai muncul bercak kecoklatan karena air yang merembes. Tembok sebelah utara kamar sudah retak karena gempa tahun 2006. Sampai saat ini belum sempat diperbaiki. Sebelah timur ada gantungan baju dan almari yang sudah ada sejak aku belum lahir. Jika dibuka, almari berdecit cukup keras dan bunyi getar kaca almari bisa membangunkan seluruh penghuni rumah. Kamarku cukup kecil dan berantakan, namun kamar yang paling terang diatara kamar - kamar lainnya.

Ada alasan kenapa kamarku adalah kamar yang paling terang. Awalnya, kamarku diterangi menggunakan lampu bekas milik RT yang sudah diganti. Lampu ini sekitar 20watt, sangat terang untuk ukuran kamar 3 x 3. Beberapa bulan yang lalu, saya mengganti dengan lampu 5 watt LED. Cukup redup, bahkan bisa dikatakan dibawah 5 watt karena merk lampu yang tidak jelas.

Kenapa tidak mematikan lampu saja ? Sebelumnya ini pernah aku coba, tapi tiap kali lampu benar - benar mati, tikus dan serangga macam kecoa mulai berani naik ke kasur. Mungkin karena kebiasaan jika aku tinggal keluar kota, lampu dimatikan sehingga mereka berpikir jika lampu mati, maka mereka bisa bersantai diatas kasur. Maklum bukan kamar yang hygienists. Namun jika ada sumber cahaya walaupun seberkas cahaya lilin, serangga dan tikus tidak berani naik ke kasur.

Lampu aku ganti menjadi lampu redup sekitar jam 19:00. Well, not bad. Cukup nyaman dimata, dan sepetinya tidurku akan nyenyak malam ini. Jam 00:00 aku mulai ngantuk, dan memulai ritual tidur, mungkin sekitar jam 00:30 aku sudah tertidur nyenyak dengan harapan besok pagi bangun dengan penuh semangat.

Tapi ternyata aku salah, sekitar jam 1:30 malam aku mendengar langkah kaki di kamarku, seperti orang yang mondar - mandir didekat kasurku. Awalnya aku tidur menghadap ke tembok, karena penasaran, aku membalikkan badan, mungkin ibu atau kakakku sedang mencari sesuatu dikamarku. Tapi seingatku pintu kamar biasanya aku kunci, dan tidak biasa jika keluargaku masuk kekamarku tanpa memanggil atau mengetuk pintu, terlebih pintu tertutup.

Begitu aku membalikkan badan dan membuka mata, aku bisa melihat sosok bayangan yang berdiri didepan kasurku. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena lampu yang cukup redup, hanya banyangan hitam yang melihat kearahku. Ini bukan pertama kali aku melihat hal yang seperti ini jadi saya bisa meredam rasa takut. terlebih simbah kakung pernah mengatakan bahwa ada sesuatu yang memang mengikutiku *baca cerita berikut.

Sambil menarik selimut, aku mencoba melanjutkan tidur, dan ternyata aku bisa kembali tidur dengan mengabaikan sosok didepanku. Sekitar jam 2:30 aku terbangun lagi karena suara langkah yang sama seperti sebelumnya, dan ketika membuka mata, sosok tersebut masih saja berdiri didepanku. Aku mencoba mengamati agak lama dengan berpura - pura tertidur. Aku tidak terlalu takut dengan kemunculan sosok tersebut, selama tidak ada kontak fisik baik dengan benda yang ada disekitarku, atau bahkan dengan tubuhku. Hampir 45 menit sosok tersebut diam tak bergerak, berdiri mematung, sampai akhirnya aku tak sadar tertidur sampai pagi menjelang. Setelah terbangun, ternyata benar bahwa pintu masih terkunci dari dalam. Sedikit aneh jika ada orang yang bisa masuk kemudian mengembalikan pintu dalam kondisi terkunci.



Malam kedua, aku tidur agak awal, kurang lebih jam 22:00. Aku tertidur cukup cepat karena kelelahan seharian berkerja dan berkendara 1 jam untuk pulang dari kantor ke rumah. Seperti yang ditebak, suara langkah kaki kembali terdengar sekitar tengah malam. Dan ketika aku membalikkan badan, sosok tersebut muncul kembali. Hanya berdiri diam tak bergerak sama sekali. Sosok tersebut seperti seorang lelaki umur 35 tahunan. Cukup tinggi dan badan tidak terlalu gemuk, sama seperti sosok manusia normal, ukuran yang terlalu besar untuk ukuran badan kakakku. Hanya saja wajahnya sama sekali tidak terlihat karena membelakangi lampu, dengan kondisi ruangan yang cukup redup. Sama seperti hari pertama, aku mencoba mengabaikan sosok tersebut dan kembali tertidur, sampai fajar mulai bersinar.

Malam ketiga, suara langkah kaki terdengar sekitar jam 1:00, dan sosok tersebut muncul seperti dua hari sebelumnya, berdiri seolah - olah sedang melihatku tertidur. Kali ini posisi tidurku menghadap  langsung ke sosok tersebut, mencoba memperhatikan sambil pura - pura tertidur. 10 menit masih diam tak bergerak sama sekali. aku bisa melihat siluet kepala, lengan dan badan sebatas pinggang. Selebihnya terbatas pada jangkauan penglihatan yang berusaha terlihat sedang tertidur. Hal yang mengejutkan terjadi, setelah kurang lebih 30 menit, sosok tersebut BERGERAK.

Ketika sosok tersebut mulai bergerak, rasa takut juga mulai muncul. Bagaimana jika kemudian sosok tersebut menerkamku, mengambil alih badanku, kemudian berjalan - jalan di public area tanpa baju. Bermacam imaginasi mulai memenuhi kepalaku, namun aku tetap mencoba setenang mungkin. Selama tidak ada kontak fisik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sosok tersebut terlihat berjalan mundur ke arah pintu yang masih terlihat terkunci dari dalam, kemudian berjalan kearah almari. Sampai didepan almari, sosok tersebut menarik tuas almari dan MEMBUKA PINTU ALMARI, pintu almari BERDECIT, kaca almari bergetar, dan BENAR - BENAR TERBUKA.

WHAT THE FUCK...!!! Dalam kondisi ini saya benar - benar terkejut dan langsung terduduk diatas kasur (sebelumnya posisi tidur), tak percaya dengan apa yang ada di depan mataku. Setelah membuka pintu almari sosok tersebut berjalan cepat menembus pintu yang masih terkunci.

Aku terduduk dalam kondisi shock beberapa menit. Sampai akhirnya aku buka pintu kamarku dan menyalakan lampu ruang tengah, dimana cahaya lampu ruang tengah bisa masuk ke kamarku. Dengan adanya cahaya lampu ruang tengah, kamarku cukup terang. Cukup untuk setidaknya menenangkan diri dan memutuskan untuk kembali tidur.

Sorenya selepas kerja, kamarku kembali menggunakan lampu terang benderang bekas lampu RT, cukup untuk menerangi satu RT mungkin. Entah kenapa ketika lampu cukup terang, sosok tersebut tak mau muncul kembali. Paling tidak, aku bisa tidur nyenyak walaupun harus menutup muka dengan bantal karena cukup silau.
 

Posted by
Test

More

Alasan Mengapa Aku Jarang Nonton Bola

Dulu aku adalah penggemar Juventus. Idola pertama aku adalah Del Pierro. Pernah pula jam 03:00 pagi hari aku pergi ke rumah Pakdhe hanya untuk menonton pertandingan team idola karena TV di rumah sedang rusak. Tiap sore dulu aku sering ikut sepak bola dengan desa tetangga,atau sekedar melihat. Sewaktu SD kelas 5 aku masih ingat hampir setiap sore nonton pertandingan voli di dekat rumah simbah. 17-an tak lupa menjadi supporter aktif semasa SMP, jujur tidak pernah menjadi pemain team dusun karena aku tidak pernah ikut kegiatan kepemudaan, bahkan jarang ada yang mengenalku karena aku harus merantau selepas SMP.

Tetapi, aku seperti terlahir untuk menghadapi kekalahan. Setiap kali menonton pertandingan, tentu kita biasa menjagokan salah satu team dengan harapan kemenangan. Anehnya, hampir 90% team yang aku jagokan berahir dengan kekalahan. Bahkan Juventus haru keluar dari Serie A. Hal ini juga berlaku pada pertandingan yang aku saksikan didunia nyata, sepak bola antar dusun, voli, olimpiade, dsb. Bukankah cukup menyakitkan jika harus menyaksikan team yang kita dukung mengalami kekalahan.





Sampai pada titik aku mulai menyalahkan diriku atas kekalahan team idola. Mungkin, jika aku tak mendukung mereka, mengacuhkan mereka, mungkin mereka akan menang. Mungkin aku hanya pembawa sial bagi mereka. Aku pernah berbohong mendukung team yang tidak aku suka dengan harapan team idola menang, tapi tetap saja team yang aku dukung dalam hati harus mengalami kekalahan.

Sejak SMK kelas 2, saya mulai menjauh dari melihat pertandingan live, lebih suka langsung membaca berita esok harinya. Paling tidak, aku pura - pura tidak peduli dengan harapan team menang. Kekalahan adalah hal yang wajar. Kekalahan yang terus - menerus semakin lama terasa semakin aneh.

Posted by
Test

More

Supernatural : Kesaksian


Dulu rumahku dibangun diatas kebun yang rimbun dipenuhi pohon - pohon tinggi, diseberang jalan setapak, dengan suasana cenderung gelap dan lembab. Ada sebuah sumur ditengah kebun tersebut, sumur tua yang tidak diketahui siapa pembuatnya. Sewaktu dikuras untuk bisa digunakan, banyak sisa tulang belulang hewan, mulai dari tulang kucing sampai beberapa tulang dengan ukuran cukup besar kemungkinan tulang kambing. Tidak pernah diketahui pula bagaimana dan kapan hewan tersebut tenggelam, atau mungkin dibuang di sumur tersebut.

Disebelah barat pekarangan ada sebuah lubang saluran air yang ditumbuhi pohon besar dan lelumutan di sekelilingnya. Ular bukan hewan yang asing, setiap menjelang maghrib tercium aroma seperti singkong bakar. Aroma tersebut biasanya muncul jika didaerah tersebut ada ular weling, ular jawa yang cukup berbahaya. Ular ini berwarna belang  - belang putih atau orange. Ular ini biasanya muncul sore hari atau malam dengan jumlah yang tidak menentu, kadang hanya muncul satu, namun terkadang muncul sampai lima ular sekaligus atau bahkan lebih dengan ukuran yang bervariasi. Awalnya aku takut dengan banyaknya ular disaluran air ini, namun anehnya tidak ada satupun ular ini yang pernah masuk ke rumah, padahal jarak rumah hanya sekitar 5 meter dari saluran air. Pernah suatu ketika ada ular yang masuk ke rumah dan bertenger di atap, namun jenis ular lain yang tidak terlalu berbahaya. Beberapa tahun berlalu aku mulai akrab dengan pemandangan ular disekitar saluran air, walaupun kadang kaget jika ular muncul tiba - tiba.



Di sebelah selatan ada pohon randu dan bambu besar. Aku masih ingat ketika tetangga meninggal, ada beberapa burung gagak yang terus berputar - putar mengelilingi pohon randu. Sesekali hinggap kemudian berkicau dengan kicauan khas serak dan tak begitu nyaman didengar. Ular juga tidak asing disini. Dimusim hujan, biasanya air menggenang, terkadang ada beberapa ikan yang memutuskan untuk tinggal digenangan.

Rumah kami awalnya dibangun cukup kecil, separuh dari ukuran saat ini, beberapa bahkan hanya berdinding bambu, dengan dikelilingi kebun kosong. Aku mengingat suasana diwaktu itu terasa sepi, udara lembab dan gelap, jauh berbeda dengan sekarang. Malam hari cenderung redup karena hanya diterangi lampu 5 watt, itupun hanya beberapa ruangan saja. Ada beberapa ruangan yang bahkan tidak ada lampu sama sekali. Instalasi kelistrikan dirumah terbilang kacau. Orang jaman dulu biasanya rumah jadi dulu, listrik belakangan.

Hubungan kami dengan tetangga sangat akrab, kakakku cukup aktif dikegiatan sosial. Kebetulan kami memiliki televisi cukup besar, beli second kondisi rusak dengan harga murah atas rekomendasi Paklek yang tau tentang elektronika, dan ternyata bisa diperbaiki. Terpasang diruang tamu yang cukup luas, di seberang ruangan gelap yang tidak ada lampu sama sekali. Televisi dikampungku cukup jarang waktu itu, hanya beberapa saja dan tidak semua mengijinkan orang lain ikut nonton. Banyak tetangga yang mampir nonton bola, kemudian beberapa memutuskan untuk menginap di ruang tamu. Banyak tetangga yang menginap rame - rame, terutama ketika piala dunia. Mereka biasa membawa makanan atau dari rumah masing - masing dan suasana cukup meriah saat itu.

Namun, satu persatu mulai tidak mau menginap lagi. Sampai akhirnya kemudian tidak ada yang menginap sama sekali. Biasanya hanya mampir saat pertandingan sedang berlangsung, selanjutnya mereka pulang, padahal kami sekeluarga sama - sekali tidak keberatan, justru malah terbantu karena kami ikut menikmati makanan yang mereka bawa, dan suasana jadi rame. Ketika kami tanya, mereka hanya menjawab ada acara, atau merasa tidak enak dengan keluarga kami, padahal sudah kami jelaskan bahwa kami keberatan jika mereka menginap.

Sampai suatu ketika aku bertanya pada seorang tetangga sebut saja Lek Untung, dimana biasanya aku panggil paklek, sebutan untuk paman dalam bahasa jawa.

“Lek, mampir dulu, ada teh panas ini, biar anget”, aku manggil Lek untung yang kebetulan lewat depan rumah. Aku dan keluarga biasa lesehan diteras depan rumah, dan biasanya Lek Untung mampir hampir setiap hari untuk sekedar ngobrol di malam hari.

“Lek koq sekarang ga pernah nginep lagi ?” aku mencoba bertanya ketika Lek Untung mulai duduk bersila dan menyeduh segelas teh.

“Ada acara” Lek Untung menjawab sekenanya.

“Ah yang bener, orang Lek Min bilang Lek Untung sering nginep dirumahnya kok”. Lek Min rumahnya seberang selatan rumahku. Lek Untung juga biasa nginap disana. Lek Untung ini memang unik, biasa nginep ditetangga dekat karena menurutnya rumahnya terlalu penuh dengan beberapa keluarga disatu atap.


“Kalau aku ceritain, kamu juga ga bakal percaya” sela Lek Untung.

“Emang kenapa Paklek ?” aku dan kakaku mulai penasaran.

“Jadi gini, waktu itu malem jum’at kalau ga salah", Lek Untung mulai membuka cerita.
Beliau bercerita bahwa saat itu, lek Untung nginep di rumahku, tidur di lantai ruang tamu sendirian. Waktu itu hanya Lek Untung saja, menginap sendirian, sedangkan yang lainnya memilih untuk pulang. Lampu ruang tamu hampir setiap hari dimatikan sewaktu malam. Lek untung mengatakan bahwa waktu sekitar jam 2-an malam, ada suara seperti sesuatu diseret di lantai. Suara tadi berasal dari ruangan seberang yang mana gelap tidak ada lampu penerangan. Kondisi ruang tamu dan ruang seberang sama - sama gelap, hanya sedikit cahaya lampu dari jalan yang masuk ke ruang tamu. Awalnya suaranya terdengar jauh, tapi kemudian terasa seperti mendekat. Menurut Lek Untung, suaranya cukup aneh, bukan langkah kaki yang atau benda diseret, tapi seperti tubuh yang direset. Persis seperti kulit nempel lantai kemudian diseret, bunyi ‘skiiit’, Lek Untung menggeser - geser kakinya di lantai untuk menggambarkan apa yang beliau ceritakan.

Dengan suara seretan yang semakin jelas, Lek Untung bangun kemudian duduk, lalu mengamati pintu ruang kosong yang setengah terbuka. Beberapa saat disertai dengan decitan yang semain keras, muncul jari jemari dari balik pintu.

"Aku pikir waktu itu kalian ini iseng", tuduh lek Untung pada kami.

Lek Untung tetap terduduk dan memperhatikan jari - jemari yang mulai bergerak menampakkan telapak tangan, kemudian bergeser sampai pergelangan tangan, dibantu dengan sedikit cahaya lampu dari penerangan jalan.

Awalnya tidak ada yang aneh, namun setelah bergeser satu jengkal kemudian, Lek Untung memilih untuk segera beranjak meninggalkan ruang tamu, dan keluar ke teras rumah. Pasalnya, apa yang muncul dari balik pintu hampir membuat Lek Untung muntah, sebuah potongan tangan sebatas siku.



Tangan tadi bergerak dengan memakai jari - jemari bergeser sedikit demi sedikit. Melewati ruang tamu, bergerak menuju ruang tengah, lalu lenyap entah kemana.

Lek Untung memilih untuk menghabiskan malam dengan duduk di sudut teras yang mendapat cukup penerangan dari lampu jalan sampai subuh menjelang. Lek Untung sebenarnya ingin segera pergi dari suasana yang membuat beliau tidak nyaman, namun beliau tidak ingin meninggalkan pintu dalam keadaan tidak terkunci, atau menganggu tidur kami.

Keluarga kami biasa bangun subuh, setelah subuh kami mendapati Lek Untung di sudut teras berbalut sarung. Dan segera pamit ketika melihat kami sudah terbangun.

Kami sekeluarga hanya bisa melongo mendengar cerita lek Untung. Setelah beberapa hari berlalu, saya juga bertanya ke tetangga lain, dan ternyata beberapa dari mereka juga mengalami hal yang sama. Apa yang mereka saksikan bisa berbeda, ada yang berupa potongan tangan, kaki, atau bahkan kepala.

Hal yang sama ternyata juga dialami teman sekelas yang menginap ketika belajar bersama. Ketika kami tidur bersama (tiga orang) di ruang tamu, salah satu teman kami terbangun dan melihat kepala yang mengintip dari pintu ruang kosong. Temanku tadi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, hanya bayangan siluet kepala yang muncul dan sembunyi, seperti orang yang mengintip namun takut ketahuan. Temanku berpikir munkin hanya aku iseng atau temanku satunya. Namun ketika menoleh ke samping, aku dan temanku tertidur pulas. Dengan keringat dingin bercucuran, temanku memutuskan sembunyi dibalik selimut, dan memilih posisi tidur ditengah.

Posted by
Test

More

Someone New


When I was young, I did a lot more seeing than speaking. I’m still the same way today. I was considered a dream child, so quiet, so calm, maybe such a good student. I learned that it was easier to be a wallflower. To get good grades, rather than be screamed at. I learned that if I was as close to perfect as I could be, my life would be as easy as the circumstances would allow. And to give myself an extra boost, I practiced observing others. I saw which people would be most beneficial to befriend, students who could help me in the subjects I lacked in. I saw who was trouble, who was crazy, and who was something I could only wish to be: Average. 

By the time I hit high school, my talent was second nature. Reflex. A little time around someone, and I could know all I needed to. The information flooded my brain, like water through well-drained soil. It was how I lived. It was how I saw the world. 

It was how I recognized her.

She sat a few rows across from me in homeroom, mostly keeping to herself. I watched her for seven minutes a day, over the course of a week. I spent half an hour getting to know her, noting how she wore her hair long and down see-through from her hijab. I measured her small frame with my eyes, finding inconsistencies. I saw how she rested with her elbow on the desk and her hand covering her mouth, keeping it shut.

On a certain morning, she stood up when I sat down. I tugged at my backpack . She went over to me. She looked up at me with big brown eyes. I swallowed.

“Can you help me with this stuff?” She asked. I blinked. “O..o...of course",  I stammered and did not know what to say, looking at her eyes that are beautifully hypnotizing. Couple second build courage, I said "You can sit by my side if you want, so we can learn together". She blinked her eyes, slow and thoughtful, as innocent as a young doe. She moved her hand away from her mouth. “Okay.”

And that was it. I never said what I knew outright. I thought she never admitted anything. I passed off the mouse and keyboard, and let her try some stuff on my computer. I told her the plots of popular app, and for a couple times a week, we would stay after school and break into the computer lab to try them. Just because she was quiet didn’t mean she wasn’t funny. Just because she was troubled didn’t mean she couldn’t have a good time. She was a little like me: Using what she could, to make her life as good as circumstances would allow.

I was an observant child. The dream never went anywhere, but it was fun to talk about. My mother walked in and caught me smiling at the kitchen sink. She grinned in response, walking over to me. The wind beat overhead, the water flow sending a gentle hum through the house. She looked me over, already decked out in summer fashion, and exhaled softly. “You’re growing up so fast, sweetie,” she said quietly.

It was really good memories when we spent afterschool at the computer lab. Many people think if you like somebody you have to tell them. But I'm afraid I will regret stepping up. I should tell her how I really feel, but I'm afraid of what she might say. Admiration is the daughter of ignorance. My breathing hitched in my chest as I see her from far away. I prayed to God to make us getting closer, every night.

The air slowly growing heavy and humid, I thought I could predict the future. I thought I saw she standing in the garden with me, laughing and happy.

But she had gotten too beautiful. Too lovely. Too bright. She had become something a shadow couldn’t stop himself from devouring.

Better man kept approach her, leaving me behind. Torn apart every single memories we had.  I'll be honest, it's breaking my heart, she going down a path I cannot follow.  Now she's too far for my reach, I see my picture vanishing from her lovely brown eyes, look at me like a stranger.

I'm trying to let it go, find someone else. It didn’t quell the desire to live, though. A fire burst within me, give me courage to ask some girl out. Trying to get closer with some one new. This girl glanced shyly, so am I. I can see her awkward smile, and we spent out time with awkward conversation. She's kind of great girl, independent, outgoing, and cute actually. We often texting each other, asking how's the day and standard conversation.

I was born to be caught. The sky isn't always blue, the sun doesn't always shine. Our relationship is kind of good and I wanna be fall in love with her, but I can't. How the hell it's possible, Am I cursed to not find other love ?. This just doesn't work and I end up hurting her. It was just false hope, affectation, we all suffer from dreams. False hope is a terrible thing, if its the only thing keeping you alive you'll be dead by dawn.

Fortunately, these awkward symptoms do not persist for too long. She find some one else who will be her side with the love from deepest heart. He actually better than me, on every aspect maybe.

I wonder how other people changing relationship so easily and quickly. Yet, I'm barely move a single step. And old dream become nightmare, It even hurts to remember. Loneliness is not stranger for me, I used to it, maybe kind of my best friend, and I never feel sad for it. Sometime it feel great when it's just you and the sky, maybe some wind. That's just enough for me.

Even in the dream I cannot touch my first love. Sometimes, I wake up and hoping there's word from her on my phone, but I found only cold air, blowing forward to kiss me on the lips, vanishing at the sound of sirens.


Credit writing style Strawberry-Sunrise
His/her writing style is so beautiful.

Posted by
Test

More

The Sheet

To start off this story, let me tell you that I'd like to write story in english, not trying to be cool or something but because it help me to improve my grammar and skill. So for every grammar nazi out there, feel free to correct me.

Lets start with some background. My room was a mess, so many junk even sometimes rats running arround. The junk is my mother's stuff so I don't have gut to move it, she's gonna mad if I get rid off it. The lights was dim, just 5 watt old light bulp. I think the light of candle is brighter than my room light bulp. Ever since I was about five years old, maybe before but I don't really remember, I've had multiple forms of Parasomnia. I know most people talk in their sleep, but I would get multiple other forms of parasomnia.

First it was something like form of fabric, kind of white sheet. When I was just kid, i remember there was white flying sheet above my bed. Usually, it's showed up arround midnight, sometimes at 9 or 10 PM. It's just floating around, above my head. I think it wasn't sleep paralysis, because I still be able to move, even sit down on my bed . When I ask my mother about it, she just told me to ignore it, she told me it's just a dream. But for me it's too real for a dream, I can see it when I wide awake. For a couple year, it's harmless, and I'm not afraid at all. I was starting to feel like I could really get a hold of these things, until that one night when I got sick. 


It's move rapidly and fast, completely different than usual. It's moves smoothly in general, like blown by the wind. But that night, it's like hit by tornado circling above my bed. After a couple minute, the worst part happen, It's wrapped me tightly like tortilla wrapped burrito, from head to toe. It's feel like thick and heavy blanket, the second incident feel like a mattress.

Panic attacks started, I can't breathe, I can't move my hand and my feet, just like a fish out of the water. I'm crying and start scream from the top of my lungs, calling my mother. Fortunately, my mother came charging into my room, huge me and calm me down as this thing loosen it's self and disappear. My mother think I had a nightmare.

This thing did the same thing, wrapped me, at least twice after the first incident, and always when I was sick. I don't know what it is, but after I'm in 3rd grade school, it's never show up again.

Posted by
Test

More

Black Snake

 Last week I visited my grandparent. When I'm talking with my grandmother, out of nowhere my grandpa asked me "Who's with you ?".

" Well, it's just me grandpa. I'm not taking my brothers because they have to fix some client stuff".

"No..who's with you ?" He asked me again.

"What..? I'm afraid I'm all alone grandpa, my brothers have to work" I'm little confused as I think my grandpa had hearing problem.

"Who's follow you right now ? When you travel out of town, who's with you? Do you know his name ?" He look serious.

"Ooh..it was my coworker, but sometimes I go alone. His name is *my coworker name". Still trying to understand his question.

"It's seem you don't understand, he's follow you everywhere". My grandpa chuckle.

"What..?? Everywhere ??" I literally have no idea what's he's talking about.

"I don't know who he is, but he's been following you everywhere, and I don't know why. I bet you can't see him. Make yourself hungry, you'll be able to see him. And don't forget to ask his name. Don't worry, he's mean no harm for you".

"What it's look like ?" I asked as calm as possible.

"What kind of wild animal that you see recently, in real life and in a dream ?".

"Umm..snake" as I recall I almost run over big ass snake when it's try to cross the road at 10PM couple week ago. I'ts normal because the road in the middle of rice field, it's their natural habitat.

"Is it big or small ?"

"It's not really big, kind of 1 - 2 meters long."

But...the dream, I've many encounter with snake in the dream. It's not big but it's just pure black. The weird thing, it's always chasing me. It's make me exhausted when I have this kind of dream.

"Exactly, that's the one who following you."

"But why ?"

"I don't know, ask him"

Posted by
Test

More

Copyright © / Candra Aditama

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger