Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Yep, itu yang biasa jadi pendorong utama saat terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh umat muslim. Saya seorang muslim, jadi saya hanya akan membicarakan masalah seputar agama yang saya yakini. Beberapa waktu lalu saya melihat wawancara tahanan seorang extrimis. Dia ditanya kenapa dia melakukan pengeboman, dan jawaban simple beliau adalah "amar ma'ruf nahi munkar". Tentu saya sebagai orang biasa kaget dengan pernyataan ini. Bagaimana bisa disebut mengajak kebaikan dan mencegah keburukan dengan melakukan penyerangan kepada warga sipil yang mungkin tidak tahu apa - apa. Dan lagi - lagi ungkapan tadi menjadi alasan terjadinya kekerasan sektarian di Indonesia.

Apa arti sebenarnya dari "amar ma'ruf nahi munkar". Apakah dari ungkapan tadi kita wajib membunuh/memukuli orang yang kita anggap tidak sesuai dengan pandangan kita ?. Saya sedikit agak aneh dengan orang - orang yang mengatakan Islam cinta damai, akan tetapi apa yang dilakukannya jauh dari kata damai. Mulai dari berkhotbah seperti orang kerasukan, sampai mengumpulkan massa dan membuat kekacuan. Mereka berkata itu adalah perintah Tuhan dan membela Tuhan. Apa kemudian dengan alasan tadi kita berhak besikap seperti Tuhan yang berhak mencabut nyawa seseorang ? Apakah tidak ada cara yang lebih bijak untuk menjalankan ungkapan tadi selain dengan kekerasan dan kerusakan ?

Sejujurnya harapan saya kepada umat muslim semakin luntur, belum lagi berita seorang anak umur 8 tahun yang meninggal karena pendarahan di hari pernikahannya. Berita seperti ini tidak hanya sekali tertulis di media, namun berkali - kali. Mengapa agama bisa jadi dalih untuk melakukan kerusakan !?. Salah agamanya atau salah pengikutnya ?. Kekacauan di Syria. Mesir, dan negara Timur Tengah lainnya. Pengrusakan makam oleh pejuang Islam di Syria. AAAAAHH...apa yang salah dengan dunia ini ??. Dimana pejuang bijak seperti Salahudin Al Ayubi, dimana cendekiawan cerdas seperti Ibnu Sina ?. Atau mungkin, saya hanya manusia yang tidak pernah tahu bagaimana Tuhan bekerja.


0 comments:

Copyright © / Candra Aditama

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger